ASILE conference presentation:
Individual Paper Pengajaran BIPA di Guandong University of Foreign Studies, Tiongkok: Langkah Awal Berinovasi Abstract Pengajaran BIPA di luar negeri pasti memiliki tantangannya sendiri, begitu juga Pengajaran BIPA di Guangdong University of Foreign Studies (GDUFS) Tiongkok. Tak hanya tentang jumlah penutur asli yang tidak banyak, masih ada tantangan-tantangan lain yang dihadapi oleh pengajar BIPA yang menjadi dosen tamu disana, seperti yang juga penulis hadapi ketika mengajar disana selama 1 semester. Tantangan yang paling menonjol adalah tantangan yang berkaitan dengan pembuatan materi dan media pembelajaran bagi siswa. Seperti yang sudah diketahui oleh publik, pemerintah Tiongkok melarang atau bahkan menutup akses beberapa situs dari luar daratan Tiongkok seperti Google, Facebook, Youtube dan lain-lain. Akibatnya, siswa hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang Indonesia dan guru menjadi satu-satunya sumber pengetahuan yang materinya selalu ditunggu-tunggu. Padahal, situs-situs yang diblokir tersebut jelas memberikan kemudahan bagi guru untuk mendapatkan sumber informasi yang baik dan sesuai dengan topik sebuah materi. Selain itu, tantangan lainnya terkait dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Setiap kampus pasti memiliki aturan penggunaan kelas, seperti halnya di GDUFS. Disana jika mengajar kuliah, harus dilakukan di dalam kelas. Jika meninggalkan kelas sebelum waktunya maka pengajar akan diberi peringatan. Untuk itu kebanyakan kegiatan belajar mengajar dilakukan di dalam kelas. Selain itu pengajar Tiongkok menggunakan metode drill dan grammar-translation dengan menggunakan buku yang ditulis oleh pengajar tersebut, sehingga siswa lama-lama merasa bosan. Untuk itu diperlukan kegiatan belajar mengajar yang mampu menjadi jawaban untuk tantangan tersebut. Untuk itu, penulis akan menjabarkan jawaban untuk tantangan-tantangan diatas pada makalah ini. Sebetulnya kunci dari tantangan tersebut adalah persiapan, diharapkan sebelum pergi ke Tiongkok dan Universitas tempat mengajar, pengajar meluangkan waktu untuk bertanya pada narahubung universitas tersebut terkait dengan materi dan keadaan kelas disana. Hal-hal yang dapat ditanyakan berupa: buku yang dipakai, kurikulum, silabus (jika ada), jenis media yang dipakai, peraturan kampus, dan data siswa. Data siswa dapat dipakai untuk melihat seperti apa kira-kira keadaan kelas itu, dan pengajar juga dapat menyesuaikan materi dengan hal-hal yang disukai siswa. Setelah itu pengajar dapat menyiapkan materi dan kegiatan kelas sesuai dengan kebutuhan mereka sebelum berangkat kesana. Media juga lebih baik dipersiapkan dari tanah air misalnya video atau rekaman yang harus diunduh. Mahasiswa Tiongkok sangat tertarik dengan video dan tertantang untuk memahaminya, mereka juga suka permainan yang “serius tapi santai”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi sekaligus solusi bagi pengajar yang tertarik atau akan mengajar di Tiongkok. |
Biodata
Contact Details |